Minggu, 27 Maret 2016

Siaran Radio I

Pekerjaan menjadi seorang penyiar radio sampai sekarang masih terlihat atau terbayang sangat mengasyikkan. Walaupun sudah banyak tergerus kepopulerannya dengan penyiar /presenter televisi, sejalan dengan maraknya TV Lokal di setiap daerah dan TV Kabel. Tapi sebenarnya banyak penyiar Tivi yang berasal dari penyiar Radio. Sebut aja yang sudah kita kenal seperti Indi Barend, Indra Bekti, Farhat mereka semua sampai sekarang masih siaran di Radio.

Apa perbedaan yang jelas terlihat antara Penyiar Tivi dan Penyiar Radio? Yang paling jelas adalah Penyiar Radio jelas tidak visual tetapi suaranya bisa membangun imaginatif seseorang yang mendengarkan. Karena itu penyiar Radio dituntut untuk mempunyai karakter suara yang kuat. Karakter suara kuat itu yang mengesankan seseorang itu gagah, ganteng atau cantik , seksi dll. Karena di Radio , suaralah yang dijual . Selain suara , seluruh penyiar tentu diwajibkan untuk mempunyai wawasan yang luas dan cerdas.

Intonasi dan Artikulasi jadi senjata yang ampuh untuk seorang penyiar. Pengolahan tinggi rendahnya nada dan kejelasan berkata , juga penekanan kata yang tepat akan menjadikan seseorang bisa berkomunikasi dengan baik di Radio. Ingat ! Radio mengandalkan suara.
Ada banyak kesan yang tercipta jika seorang penyiar punya intonasi yang datar. Dia akan terdengar malas atau bangun tidur apalagi kalau untuk siaran pagi. Waduuuh ... bisa -bisa pendengar ganti channel atau mungkin malah jadi tidur lagi hehehehe.

Ada seorang yang bertanya bagaimana caranya belajar berintonasi wajar ketika siaran ? Intonasi itu ada 2 dalam teori yaitu Intonasi wajar ( seperti berbicara dengan teman ) dan Intonasi Ekstrim ( Naik turun nadanya ekstrim dan penekanan kata nya sering = untuk membuat Iklan / Jinggle ). Ok... jawabannya adalah Latihan. Yaaa ... Latihan. Kita latihan membaca dengan intonasi berbicara , direkam , didengarkan , evaluasi... masih kurang wajar.. kemudian diperbaiki dengan urutan yang sama. Sekaligus melatih Artikulasi yang bagus supaya walaupun berbicara cukup cepat tapi tidak ada huruf atau suku kata yang hilang.

Lalu ada pertanyaan lagi, Bagaimana supaya bicara itu kedengaran nggak malas atau sedih ? jawabannya Latihlah otot-otot muka. Smiling Voice terbentuk ketika kita Smiling Face. Latihlah otot-otot muka. Misalnya setiap bangun tidur, biasakan mengaca sebentar dan menarik sudut bibir ke atas  ( arah pipi ) selama 1-2 menit. latihlah setiap bicara , Anda harus tersenyum. Karena Tersenyum sendiri butuh latihan ... Yaaa Khan? Hayoooo... ngaku...

Ok Guys.... kita cukupkan sampai disini ngomongin tentang siaran Radio. Next ada bahasan lagi yang lebih yahuud ... Semoga Bermanfaat - Salam

By Ita



2 komentar:

  1. Intonasi wajar dan intonasi ekstrims kereeen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasiiih... Ekstrim = Terjal lhooo... bukan Eks Trimurti hahahaha

      Hapus