Minggu, 27 November 2011

STOP PERANG DENGAN ANAK

Kehidupan dalam keluarga adalah sekolah pertama kita untuk mempelajari emosi
                    (Daniel Goleman)
Apa sih yang bisa menyebabkan konflik antara orang tua dan anak?
Pada pihak orang tua :
Tuntutan yang membuat orang tua harus bekerja lebih keras dan akhirnya waktunya lebih banyak untuk pekerjaan
Kesempatan untuk memperhatikan pendidikan emosi pada anak berkurang
Pada Pihak anak :
Lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dan menonton televisi
Kurangnya kesempatan berinteraksi dengan lingkungan akibatnya anak tidak terlatih untuk mengekspresikan emosi secara tepat

Bagaimana cara menghindari atau mengurangi terjadinya konflik / perang dalam hubungan orang tua - anak?
Caranya yaitu asah kecerdasan emosi anak, tapi untuk bisa mengasah kecerdasan emosi anak, maka orang tua juga harus memiliki kecerdasan emosi yang terasah juga.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi anak
Pendidikan yang diperoleh anak
Lingkungan yang mempengaruhi
Kepribadian
Pola asuh yang diterapkan orang tua

Manfaat dari anak-anak yang memiliki kecerdasan emosi yang baik
Anak-anak pandai bergaul dan menghargai orang lain
Anak-anak lebih memperlihatkan kasih sayang pada orang tuanya dan komunikasi lebih lancar
Mereka lebih santai dan menyenangkan, tidak cepat stres
Anak-anak dapat berkonsentrasi dengan baik dan menjadi siswa yang lebih efektif (kognitif)

TIPS untuk orang tua :
Ajarkan anak untuk mengenal emosi yang sedang dirasakannya
Berempati kepada anak, sehingga anak juga bisa berempati
Banyak mendengarkan anak, jangan mengabaikan dan meremehkan emosi negatif
Tentukan batas-batas emosi yang dapat diterima
Latih anak untuk mengatur emosi pada kegiatan kesehariannya
Terapkan disiplin afirmatif, misalnya : anak memecahkan gelas, sebaiknya diminta untuk membereskan, bukan memarahinya
Lebih banyak menggunakan pujian
Bimbing anak dalam mengambil keputusan, sebanyak mungkin berikan pilihan-pilihan sambil menghormati keinginannya sehingga ia bisa memutuskan secara lebih terang.

by : ita

(diambil dari makalah yang disajikan Dr.Rose Mini A.Prianto, MPsi, dalam jumpa pakar Ayahbunda)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar